Melihat Sejarah Negara Indonesia Melalui Foto-Foto Lama di Media Sosial

Salah satu foto yang diunggah di akun @Potretlawas yang memperlihatkan tukang becak di Jawa pada tahun 1950.

Merasa kesal dengan tersebarnya hoaks yang menggunakan foto-foto sejarah, sekelompok anak muda memutuskan untuk bertindak.
Mereka membentuk @Potretlawas, akun twitter yang berisi foto-foto sejarah dengan keterangan lengkap mengenai foto tersebut.
Akun Twitter @Potretlawas digawangi lima orang anak muda Indonesia berumur antara 21-32 tahun.
Empat di antaranya masih kuliah di Yogyakarta, Amsterdam dan Kuala Lumpur.
Dibentuk sejak Februari 2017, hingga kini jumlah follower mereka di Twitter mencapai 42,2 ribu.
Hentikan Twitter pesan, 1
Presiden Soekarno dan Ratna Sari Dewi di Wisma Yaso, Jakarta, Maret 1966. pic.twitter.com/WcMoIBNwLF

— Potret Lawas (@potretlawas) December 30, 2017
Lompati Twitter pesan, 1
"Kami merasa kesal dan marah dengan tersebarnya foto-foto yang diberi narasi fiktif yang terlalu melenceng. Karena itu kami pun berusaha menyediakan tempat di mana foto sejarah punya narasi yang lebih jelas dan bisa dipertanggung jawabkan," kata salah satu anggota Potretlawas yang ingin disebut dengan nama akunnya saja, saat berbicara dengan BBC Indonesia, Selasa (20/02).
Dia mencontohkan beredarnya foto yang diberitakan sebagai Cut Nyak Dien, padahal foto tersebut bukan potret sang pahlawan Aceh.
Melihat Jakarta pada 1941 yang 'dihidupkan' lagi lewat video pria Belanda
Bule Belanda rekam Tanah Abang, dulu dan sekarang
Ada juga foto yang disebut sebagai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, padahal foto tersebut berasal dari periode jauh sebelumnya.
"Selama kita tidak melakukan apa-apa, kejadian ini akan terulang terus. Maka kami membuat akun ini demi mengajak orang untuk bisa melihat foto dengan lebih jernih," kata dia.
Hentikan

"Secara arsip, koleksi Indonesia masih terbatas. Foto-foto dari Perpustakaan Nasional biasanya ukurannya kecil jadi kurang bisa dieksplorasi," kata dia.
Ukuran foto berpengaruh dalam melihat detil-detil yang mungkin terlewatkan.
Misalnya, ada foto Jakarta tahun 1950-an yang menggambarkan orang menyeberang jalan. Setelah dilihat secara lebih teliti di latar belakang ada plang nama jalan yang kini sudah tidak ada.
Alex dan Frans Mendur: foto-foto Proklamasi yang 'masih tercecer'
Sultan Hamid II, perancang lambang Garuda Pancasila
Plang nama jalan tersebut jika digali lagi bisa memunculkan cerita tentang Jakarta yang tidak banyak diketahui orang.
"Dari hal kecil berupa selembar foto, bisa muncul banyak perspektif. Untuk memahaminya, harus dilihat konteks sejarah saat foto itu diambil," kata dia.
Salah satu foto yang paling populer adalah foto tukang becak di Jawa pada tahun 1950 yang di-retweet hingga lebih dari seribu kali.
Salah satu potret di rangkaian tersebut menunjukkan dokumentasi bahwa becak sudah ada di Medan sejak 1905.

Potretlawas juga banyak mengunggah seri foto mengenai kota-kota kecil di Indonesia.
"Kami ingin menggeser pandangan bahwa foto lama hanya berasal dari daerah yang besar. Banyak juga cerita menarik dari tempat-tempat yang tak terduga," kata dia.
Cornelis Chastelein, ' Belanda Depok' dan daerah otonom zaman kolonial
Pantaskah Rumah Cimanggis dibongkar karena 'peninggalan gubernur jenderal VOC yang korup'?
Seri foto Alor mengungkapkan penyelaman mutiara di laut dalam pada 1898. Seri foto Flores menggambarkan kekayaan Raja Sikka Moang Ratu Thomas da Silva, dan penjajahan Belanda saat warga desa diminta membayar pajak pada pejabat kontrolir.

Pada akhirnya, bagi Potretlawas, yang lebih penting adalah cerita di balik sebuah foto.
"Kami sendiri paling suka dengan kisah di balik potret Frans Kaisiepo ini karena ternyata putra beliau sendiri pun belum pernah melihat foto tersebut," kata dia.

Posting Komentar

0 Komentar